Ajang Jakarta Fair Kemayoran menjadi simbol semangat kolaborasi untuk mendukung kebangkitan industri kreatif nasional dan diharapkan turut mampu mendorong pembangunan ekonomi.

“Jakarta Fair Kemayoran bukan hanya sekedar pameran niaga melainkan merupakan simbol semangat kolaborasi kebangkitan industri kreatif nasional,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Jakarta Fair Kemayoran 2025 sekaligus Direktur Utama JIExpo Kemayoran Siti Hartati Murdaya di Jakarta, Kamis.

Penyelenggaraan Jakarta Fair Kemayoran 2025 pada tahun ini telah menginjak tahun ke-56 sejak pertama kali digelar 1968. Pada tahun ini, tema yang diusung yakni “Jakarta Fair Kemayoran Mendukung Indonesia Maju Melalui Inovasi dan Karya Bangsa Berkelanjutan”.

Tema tersebut, kata Siti Hartati, merefleksikan semangat dalam mendorong daya saing produk lokal ke ranah global serta mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui inovasi berkelanjutan.

“Jakarta Fair juga menjadi wahana strategis dalam pengembangan sektor MICE yang berdampak langsung pada peningkatan lapangan kerja, promosi budaya dan penguatan identitas bangsa,” katanya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan Jakarta Fair Kemayoran 2025 hadir sebagai salah satu wujud nyata upaya bersama dalam mempertahankan stabilitas bahkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi yang tidak pasti di tengah gejolak global.

“Diharapkan even ini dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak global serta menjaga agar bangsa ini tidak terpecah belah,” imbuhnya.

Siti mengemukakan hal itu lantaran pada penyelenggaraan Jakarta Fair Kemayoran 2024, total transaksi pada ajang tersebut mencapai Rp7,5 triliun dan dikunjungi sekitar 6,3 juta orang selama 33 hari pelaksanaan.

“Capaian ini menunjukkan antusiasme pengunjung yang tinggi dan peran strategis Jakarta Fair dalam ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.

Jakarta Fair Kemayoran 2025 akan berlangsung selama 25 hari, mulai tanggal 19 Juni hingga 13 Juli 2025. Adapun produk yang ditampilkan mulai dari sektor otomotif, teknologi informasi, alat olahraga, fesyen dan garmen, furnitur, elektronik, perbankan, kuliner hingga produk herbal dan jasa.