Rumor Merger Grab-GOTO Picu Kekhawatiran Penurunan Pendapatan Pengemudi Ojol

Rencana merger antara dua raksasa transportasi online, Grab dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terus menjadi sorotan publik.
Kekhawatiran utama muncul dari kalangan pengemudi ojek online (ojol) yang menilai penggabungan ini berpotensi mengurangi pendapatan mereka secara signifikan.

Dampak Merger Grab-GOTO pada Pendapatan Pengemudi

Pengemudi ojol mengkhawatirkan hilangnya fleksibilitas menggunakan dua aplikasi sekaligus (Grab dan Gojek) untuk mencari orderan.
Saat ini, rata-rata pendapatan harian mereka berkisar Rp50.000–Rp100.000 sebelum dikurangi biaya operasional seperti bensin, pulsa, dan potongan platform (30–70% per order) 138.
Jika merger terjadi, pengemudi hanya dapat bergantung pada satu aplikasi, sehingga peluang mendapatkan orderan diperkirakan menyusut.
Pasca-merger Gojek dan Tokopedia pada 2021, insentif pengantaran barang GoSend Sameday turun drastis.  Misalnya, insentif untuk 5 kali pengantaran turun dari Rp10.000 menjadi Rp5.000, dan untuk 10 kali pengantaran dari Rp45.000 menjadi Rp20.000 138.

Respons Grab dan Goto

Grab Indonesia secara resmi membantah rumor merger ini. Chief of Public Affairs Grab, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa spekulasi tersebut “tidak berdasarkan informasi terverifikasi” dan fokus perusahaan saat ini adalah memberdayakan UMKM serta pengemudi.

Sementara itu, GOTO melalui Sekretaris Perusahaan RA Koesoemohadiani mengonfirmasi bahwa perusahaan rutin menerima penawaran kerja sama, tetapi belum ada keputusan final terkait rencana merger dengan Grab.

Protes dan Desakan Pengemudi Ojol ke Pemerintah

Koalisi Ojol Nasional (KON) dan Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak keras rencana ini.  Mereka menilai merger akan memicu:

  • Monopoli
  • Menekan tarif
  • Meningkatkan pengangguran di sektor transportasi online
  • Related Posts

    Layanan WorldCoin Dibekukan, World Tak Lagi Beroperasi di Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID. Menanggapi hal ini, Tools of Humanity (TFH), perusahaan atau pengembang proyek World, telah…

    Komdigi Dominasi PNBP K/L Kuartal I-2025 dengan Rp3,25 Triliun

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menorehkan capaian signifikan pada awal 2025 dengan menjadi kementerian penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar selama kuartal I. Kontribusinya mencapai Rp3,25 triliun, mengungguli kementerian…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    Layanan WorldCoin Dibekukan, World Tak Lagi Beroperasi di Indonesia

    Komdigi Dominasi PNBP K/L Kuartal I-2025 dengan Rp3,25 Triliun

    Cara Membuat Fitur AI Alive di Tiktok, Foto Jadi Lebih Hidup

    OpenAI Caplok Startup Milik Jony Ive Senilai Rp104 Triliun

    Data Center Pertama Microsoft di Indonesia Resmi Dibuka

    Meta Berencana Gelontorkan Dana US$10 Miliar pada Startup Scale AI